Abdi Mulia Lubis
4 min readJan 19, 2018

Analisis Genetika Sejarah

SEJARAH bukanlah cara untuk membuat prediksi yang akurat. Kita mempelajari sejarah bukan untuk mengetahui masa depan melainkan untuk memperluas cakrawala kita, untuk mengerti bahwa situasi kita masa kini tidaklah alami atau tak terhindarkan, sehingga kita memiliki lebih. Anak kemungkinan di hadapan kita yang bisa kita bayangkan. Misalnya mempelajari. Agaimanq orang-orang Eropa bisa mendominasi orang-orang Afrika memungkinkan kita menyadari bahwa tidak ada sesuatu pun yang alami ataupun tidak terhindarkan mengenai hierarki rasial, dan dunia bisa ditata secara berbeda.

Salah satu daya tarik buku ini adalah pada pilihan penulisnya untuk menampilkan banyak fakta historis yang jarang terpikirkan sebelumnya. Sejarah itu memiliki cakrawala kemungkinan yang sangat lebar, dan banyak kemungkinan yang tidak pernah terwujud.

Dalam buku ini dipaparkan tiga revolusi penting membentuk jalannya sejarah: Revolusi Kognitif menga­wali sejarah sekitar 70.000 tahun si­lam. Revolusi Pertanian memper­ce­pat sejarah sekitar 12.000 tahun silam. Revolusi Sains, yang baru mulai berlangsung 500 tahun silam, boleh jadi akan mengakhiri sejarah dan mengawali sesuatu yang sepe­nuhnya berbeda. Buku ini menu­turkan kisah tentang bagaimana keti­ga revolusi ini telah berpengaruh kepa­da manusia dan makhluk hidup lain.

Kemampuan menciptakan realitas yang dibatalkan dari kata-kata me­mungkinkan banyak orang yang tidak saling mengenal bekerja sama secara efektif. Namun kemampuan itu juga melakukan satu hal lain. Oleh karena kerja sama skala besar manusia didasari mitos, cara manusia bekerja sama dapat diubah dengan mengganti mitosnya dengan menu­tur­kan kisah-kisah berbeda. Dalam situasi-situasi yang pas, mitos dapat berubah dengan cepat. Pada 1789, populasi Prancis dalam nyaris sekejap mata beralih dari mempercayai mitos akan hak ilahiah raja-raja menjadi mem­percayai mitos kedaulatan rakyat.

Perilaku hewan-hewan sosial lain sangat ditentukan oleh gen-gen mereka. DANA bukanlah penguasa mutlak. Perilaku hewan dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lingkungan dan keunikan-keunikan individual. Terlepas dari itu, dalam lingkungan tertentu, hewan-hewan dalam spesies yang sama akan cenderung berprilaku secara serupa. Perubahan-perubahan besar dalam hal perilaku sosial umumnya tidak bisa terjadi tanpa mutasi genetik. (hlm 39)

Upaya mencapai kehidupan yang lebih mudah menimbulkan lebih banyak kesusahan, dan bukan untuk kali terakhir. Itu terjadi juga kepada kita kini. Berapa banyak pemuda lulusan perguruan tinggi yang mengambil pekerjaan penuh tuntutan di perusahaan-perusahaan ternama, bersumpah bahwa mereka akan bekerja keras demi memperoleh uang yang akan memungkinkan mereka pensiun dan mengejar minat sejati ketika berusia tiga puluh lima ? Ketika mereka mencapai usia itu, mereka ternyata sudah memiliki utang KPR yang besar, anak-anak yang harus disekolahkan, rumah di pinggiran kota yang mengharuskan setiap keluarga punya setidaknya dua mobil, dan perasaan bahwa kehidupan tidak layak dijalani tanpa anggur yang benar-benar enak dan liburan mahal diluar negeri. Apa yang harus mereka lakukan, kembali menggali umbi-umbian? Tidak, mereka melipat­gan­dakan upaya dan terus mengham­bakan diri. (hlm 105).

Kelebihan makanan hasil kecura­ngan mendorong politik, perang seni, dan filsafat. Istana, benteng, monu­men, dan kuil dibangun dengannya. Sampai zaman modern akhir, 90 per­sen lebih manusia merupakan kaum tani yang bangun setiap pagi untuk mencangkul tanah sampai banjir keringat. Kelebihan yang mereka hasilkan menyuapi mulut minoritas sangat kecil kaum elite-elite raja, pejabat-pejabat pemerintah, prajurit, pendeta, seniman, dan pemikir yang mengisi buku-buku sejarah. Sejarah adalah sesuatu yang hanya dilakukan oleh sangat sedikit orang sementara setiap orang lain membajak tanah dan memikul ember air.

Buku ini terdiri dari 4 bagian dengan 20 bab yang menjelaskan perjalanan sejarah manusia yang dia bagi menjadi 4 tahapan yaitu Revolusi Kog­nitif, Revolusi Pertanian, bersatunya ma­nusia,dan yang terakhir Revolusi Sains.

Bagian terbaik buku ini berada dalam dua bab terakhir, yaitu pada saat penulis menjelaskan lahirnya dunia modern, berikut dilema dan perdebatan tentang subyektivitas manusia yang mengalaminya.

Dalam meramu semua itu, Yuval Noah Harari memang meng­gunakan konsep-konsep lama, seperti indus­tria­lisasi, kapitalisme, sains, agama, impe­rium, dan impe­rialisme.

Namun, cara dia melakukan sintesis serta menjelaskan satu per satu kom­binasi elemen-elemen dasar peradaban ini barangkali memang pantas disebut unik dan orisinal.

Dalam kerangka teori evolusi, justru gosip adalah senjata unggulan spesies kita. Spesies manusia modern adalah mahluk sosial.

Kita hidup dalam ke­lompok-kelompok, saling bekerja sama dan bergotong royong. Dengan gosip kita dapat berbagi informasi sebagai cara bertahan hidup dan berkembang biak.

Dengan gosip kita bisa tahu siapa yang bisa dipercaya dan siapa yang tidak bisa, siapa yang bisa diajak ker­jasama dan siapa yang tukang tipu, ser­ta apakah gadis tetangga masih pe­rawan atau sudah janda.

Kemampuan bergosip inilah yang menjadi faktor penting bagi spesies kita untuk bertahan hidup. Secara fisik spesies kita memang lemah. Namun kita mampu berkomunikasi, bekerja­sama dan bergotong royong lebih baik dibanding kebanyakan spesies mahluk hidup, termasuk di antaranya spesies manusia lain.

Kita mampu membangun kelompok yang lebih efektif dan ter­organisir untuk menghadapi tantangan alam, mengejar binatang buruan dan bahkan saling berperang dan memper­tahankan wilayah kekuasaan.

Judul : Sapiens : Riwayat Singkat Umat Manusia
Penulis : Yuval Noah Harari
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Tahun : Cetakan 2, Oktober 2017
Tebal : viii + 525 halaman
ISBN : 978-602-424-416-3

Peresensi : Abdi Mulia Lubis

Resensi ini dimuat Koran Harian Analisa pada hari Rabu, 20 Desember 2017, klik tautan di bawah untuk melihat versi aslinya, terimakasih.

://harian.analisadaily.com/mobile/resensi-buku/news/analisis-genetika-sejarah/472655/2017/12/20

No responses yet