Abdi Mulia Lubis
5 min readJun 19, 2019

Bohemian Rhapsody

Apakah ini kehidupan nyata? Apakah ini hanya fantasi?(Dalam lirik lagu Bohemian Rhapsody)

Mendengarkan musik sudah menjadi ibadah pencerahan dalam menggapai inspirasi penulisan saya sehari-hari, bohong rasanya jika seorang penulis ataupun seniman bisa berkarya tanpa asupan pendengaran musik. Musik sudah menjadi harga mati untuk mendapatkan perspektif lain diluar kata-kata.

Saya ingin memulai sedikit tulisan ini dengan membahas sisi keajaiban musik yang begitu besar bahwa bahasa yang paling luas dari segala bahasa adalah bahasa musik. Satu nada seperti “do” saja bila ia dilan­jutkan dengan “mi” dan “re” akan me­­nimbulkan kete­nangan yang khu­suk bagi pende­ngarnya, itu masih 3 nada belum lagi Johann Sebastian Bach yang terus membuat kita ter­cengang penasaran berat dengan maksud karyanya dalam Toccata and Fugue in D Minor dan Air on G String.

Tanpa musik hidup adalah suatu kesalahan, begitulah kata Nietzsche. Maka jangan batasi seseorang untuk bermusik maupun mendengar mu­sik hanya karena dalil yang masih absurd kepastiannya. Maka tak salah Bohemian Rhapsody bisa menjadi jalan tengah dalam me­ngan­tarkan semangat dalam me­nyuarakan keberagaman. Bahwa keindahan itu tak selamanya harus menjadi mayo­ritas, seseorang perlu dan harus ter­jun dalam perbedaan agar bisa me­lihat bibit unggul dalam berkar­ya.

Dalam menginterpretasikan, ada kalanya kita sebaiknya mengesam­pingkan kepentingan agama demi menggapai ketenangan batin. Karena agama sifatnya adalah privasi bukan diumbar-umbar kepada publik. Lagu ini dimulai dengan lirik Is this the real life? Is this just fantasy? Yang berarti apakah ini hidup sebenarnya? Atau hanya sekedar fantasi? Yang mengartikan banyak diantara kita lebih memaksa kehendak untuk menjalani hidup sepenuhnya di bumi atau untuk kelak setelah kematian dan apakah ini hanya sekedar fantasi?

Sejak kecil kita dididik untuk membenci iblis dan menjadikannya sebagainya musuh, namun sebenar­nya interpretasinya tidak seperti itu. Iblis cukup dihargai saja dan di­anggap sebagai senior karena ia yang terlebih dahulu lahir ketim­bang kita manusia. Saya tak ingin terlalu tinggi dalam menginter­pretasikan, dan pemikiran tersebut saya dapatkan ketika mendengarkan lagu ini berkali-kali. Tak cukup se­kali dua kali mendengar, karena harus berpuluh-puluh kali mende­ngar agar mendapatkan pesan mak­nanya.

Lalu lirik dilanjutkan “Caught in a landslide No escape from reality” yang berarti Terperangkap da­lam tanah longsor, Tidak ada jalan keluar dari kenyataan. Yang mem­beri makna seseorang terperangkap pada dosa besar yang tak mungkin lagi termaaf­kan. Open your eyes, Look up to the skies and see. Yang berarti lihatlah ke atas, lihat ke langit dan lihat kembali, yang bermakna lihatlah luasnya langit diatas, luasnya langit diharapkan besarnya rasa kasih Tuhan untuk memaafkan dosa hambanya.

Indahnya lagu ini karena melahir­kan beragam interpretasi. Begitu kaya akan kesadaran sehingga kita dibikin betah untuk mende­ngarkan­nya berulang-ulang. Sedih diawal, pertengahan ada penghiburan dan di ending ada lirik yang mene­duhkan. Nothing really matters any one can see, nothing really to me. Yang berarti Tidak ada yang benar-benar penting yang bisa dilihat siapa pun, tidak ada yang benar-benar bagi saya.

Tak salah bila lagu ini disusun memakan jerih payah selama 8 tahun sebelum dirampungkan men­jadi mahakarya abadi hingga kini. Mama oh hu huuu, lantunan syair dikala kata hu huuu uuuu itu yang benar-benar membuat pende­ngar langsung kenak seperti meman­car­kan ketena­ngan alam seakan disen­tuh hembusan angin Danau Toba.

Di dalam lagu ini terdapat 5 jenis musik, pertama A Cappella dikala lirik Its this the real life, kedua Musik Ballad ketika masuk lirik Mamaa, ketiga jenis musik Opera dikala masuk lirik Thunderbolts and lightning, Keempat jenis musik Hard Rock dikala masuk lirik So you think you can stone me and spit in my eye, dan yang kelima terakhir jenis musik Coda dikala masuk lirik nothing really matters any one can see.

Lagu Iblis

Ada banyak gosip di pasaran yang mengatakan bahwa lagu Bohemian Rhapsody adalah lagu Iblis. Bila ini dikatakan dengan lagu Iblis lalu mengapa ada kata Bismillah dalam liriknya? Yang artinya de­ngan menyebut nama Allah. Bisa jadi interpretasinya kalau kita terbuka dengan pemikiran baru adalah walaupun Iblis membang­kang dengan tidak tunduk pada Adam lalu Iblis dikutuk Allah, jauh di dalam lubuk hatinya Iblis ia sa­ngat memiliki kerinduaan yang amat dalam kepada Allah. Ya interpretasi tersebut kita anggap sebagai angin yang hadir seketika saja jangan terlalu diberatkan kali dengan syarat kita kesampingkan dulu dalil dan memakai interpretasi dan gaya perspektif yang baru.

Freddie sang vokalis queen ter­nyata punya piano yang dia gunakan sebagai sandaran kepala untuk tempat tidurnya dan ketika dia terbangun di tengah malam dengan momen eureka, dia melompat ke atas piano dan mulai menulis.

Dengan piano inilah ia menulis lagu-lagu bagus termasuk Bohemian Rhapsody. Setelah memulai­nya pada tahun 1968, akhirnya Bohemian Rhapsody selesai pada tahun 1975. Menurut Wikipedia, Bohemian Rhapsody ditulis oleh Freddie Mercury untuk album band tahun 1975 A Night at the Opera . Ini suite enam menit, terdiri dari beberapa bagian tanpa paduan suara: intro, segmen balada, bagian opera, bagian hard rock, dan coda reflektif.

Memasuki pertengahan dimana ada perpacuam lirik-lirik yang mengganjal diluar bahasa awam kita ketika mendengarnya seperti Beel­ze­bub, Siapa sebenarnya Beelze­bub ? Ini ada hubungannya dengan iblis. Inilah yang dikatakan Dictio­nary.com : Belzebub adalah bahasa Inggris Kuno, dewa Filistin yang disembah di Ekron (2 Raja 1: 2), dari bahasa Latin, digunakan di Vulgata untuk Perjanjian Baru Yunani beelzeboub, dari bahasa Ibrani ba’al-z’bub “penguasa lalat,” dari ba’al “ tuan “z’bhubh” terbang.” Freddy Mercury banyak mengguna­kan bahasa klasik sehingga nama ini untuk menandakan Lucifer sendiri, atau setara iblisnya.

Lalu kita masuk dengan kata Scaramouch ? (Scaramouch, scara­mouch, maukah kamu mela­ku­­kan fandango?). SongFacts menga­takan kata “Scaramouch” berarti “Karak­ter stok yang muncul sebagai pengecut sombong.”

Dalam telesuran Wikipedia yang penulis cari melanjutkan dengan mengatakan sedikit lebih: Scara­mouche (dari scaramuccia adalah bahasa Italia, yang harfiahnya “sedikit penembak di antara regu penembak”), juga dikenal sebagai pemalas, adalah karakter badut dari Commedia dell’Arte (seni teater komik sastra Italia).

Kata Fandango bukan hanya outlet tiket film online. Artinya di sini adalah bahwa Fandango adalah tarian Spanyol yang cepat. Dalam lagu itu, itu mungkin merujuk pada “the hemp fandango,” eufemisme mengerikan yang menyenangkan untuk digantung.

Selanjutnya, ada apa dengan Galileo ? Galileo yang dimaksud rupanya bukan nama ilmuwan seperti yang terlintas dipikiran kita. Galileo Figaro Magnifico adalah sesuatu yang sepenuhnya berbeda? Sebenarnya,“ Galileo ”adalah nama Yesus Kristus di Roma kuno. Dengan kata lain, satu-satunya cara untuk keluar dari mimpi buruk si bocah kecil melalui iblis dari lagu itu adalah memperbesar Yesus Kristus dan meminta bantuan-Nya. Tetapi bocah itu tidak bisa percaya bahwa Tuhan peduli padanya, dan menolak keselamatan (“Tidak ada yang mencintaiku atau nothing really matters to me”).

Bagaimanapun interpretasi tetap kembali kepada pendengar dan penikmat musik Bohemian Rhapsody, dan kita tak bisa memaksa kehendak interpretasi seseorang harus sejalan dengan kita. Ada yang mengatakan ini lagu untuk iblis, ada yang mengatakan lagu taubat, yang vitalnya saat ini di YouTube lagu Bohemian Rhapsody ada versi religi Islamnya, yang menjadi per­tanyaan apakah pahalanya akan mengalir ke Freddy Mercury? Kita tak tahu dan tak harus memaksa interpretasi, karena interpretasi sifat­nya beragam dan meluas. Karya yang indah dan membekas dalam hati akan membawa seseorang untuk mencari tahu makna, rasa ingin tahu itulah cikal bakal lahirnya filsafat yang semoga bisa menja­dikan kita semua untuk ber­karya melampaui zaman.

No responses yet