Filosofi dan Strategi Dagang Tiongkok
Kalau ada suatu barang yang bisa didapatkan dengan harga murah dengan kualitas yang tidak jauh beda dengan merek yang tinggi, maka untuk apa berlagak kaya membeli barang yang mahal yang dimana bila kita memakai barang yang mahal itu dan seseorang melihat, maka seseorang yang melihat akan merasa rendah dirinya karena tidak mampu nembeli barang yang mahal. Maka kita sebagai manusia yang memiliki hati nurani serta kesadaran etika yang santun untuk tidak dengan sengaja memamerkan kekayaan sembarangan di depan umum demi menjaga persepsi orang lain agar tidak mendatangkan pikiran buruk.
Suatu brand yang terkenal seperti Apple dari Amerika mungkin memiliki persepsi yang tinggi dari publik l, tapi nama itu takkan selalu menjadi daya jual karena orang lebih mencari nilai keutamaan suatu produk dibandingkan suatu nama. Smartwatch merek Samsung Galaxy fit E misalnya dijual dengan harga 600 ribuan sementara Smartwatch merek Xiaomi yaitu Mi Band 4 dijual dengan harga 400 ribuan, jika dibandingkan spesifikasi manakah yang memiliki kecanggihan? Jawabannya adalah Mi Band 4. Silahkan search di google atau lihat review video nya di YouTube yang membahas perbedaan smartwatch Xiaomi dengan Samsung yang di mana Xiaomi mampu melampaui kualitas Samsung sebagai merek yang sudah terkenal namanya.
Saya membeli hape Xiaomi Redmi 3S dari tahun 2014 dan sampai sekarang sudah 5 tahun lebih hape ini saya pakai dan ketahanannya memang luar biasa dan ini benar secara pengalaman teruji dari tahun ke tahun, terjatuh sering dan jatuh ke jalan tetap kuat dan tidak pernah masuk perbaikan besar. Membeli produk buatan Tiongkok bukan berarti pilihan itu adalah kesalahan dan bukan karena buatan Tiongkok lantas saya tidak menyukainya.
Memilih barang atau produk dari buatan Tiongkok adalah suatu keberuntungan yaitu kita tidak tertekan dalam harga dan tidak merugi dengan kualitas. Tiongkok memiliki semangat kesetaraan yaitu segala sesuatu dapat dinikmati setiap orang dan Tiongkok tidak hanya mendapat keuntungan melainkan pembeli juga turut bahagia karena barang buatan Tiongkok dapat dimiliki. Bayangkan bila kita memiliki suatu impian lalu impian itu harus diwujudkan dengan harga yang mahal? Maka kita tidak akan dapat menikmatinya.
Upaya Tiongkok dalam menyusun strategi perdagangan dunia memang sangat layak untuk kita pelajari, kekaguman itu saya dapatkan ketika melihat dan membaca situasi terkini lalu memikirkan sebab suatu musabab dan apa filosofi Tiongkok sehingga bisa maju dalam perdagangan yang membuat Amerika tegang. Dari hasil pengamatan saya, saya mendapatkan kesimpulan seperti ini “Keuntungan akan melimpah seiring dengan banyaknya hasil penjualan, bukan dari tingginya harga jual suatu barang”. Misalnya semakin banyak kita menjual suatu produk walau hanya mendapatkan untung sedikit perbarangnya, maka perlahan keuntungan yang akan kita kumpul itu akan membesar seiring dengan besarnya motivasi untuk perubahan.
Amerika kini dilanda galau perdagangan dunia sebab mereka terlalu ego menjual barangnya dengan harga yang tinggi berpangku pada brand besar sementara realitanya masyarakat dunia saat ini lebih membeli barang yang terjangkau dengan kualitas yang baik tahan lama daripada membeli barang dari suatu merek yang terkenal. Ini adalah fakta realita sosial dan kita bisa melihat dengan kesadaran yang ada bahwa apa yang dibutuhkan lebih diutamakan ketimbang apa yang diinginkan.
Kita tidak bisa berpikir ingin ini ingin itu sementara kewajiban harus diabaikan begitu saja, yang kita butuhkan adalah apa yang menjadi kewajiban untuk bisa dipakai agar bisa bertahan hidup. Bukan gengsi yang dihindarkan tetapi bagaimana agar tidak gengsi dengan menjadi diri sendiri.
Made in Tiongkok dari pengamatan saya tidak memikirkan suatu barang itu dijual dengan harga mahal, apa yang dipikirkan Tiongkok adalah agar produksi bisa jalan terus dan setiap orang bisa menikmati hasil karyanya tanpa ada yang tertindas secara ekonomi. Apapun status yang dimiliki seseorang dapat menjangkau harga dari Tiongkok maka jangan lantamlah kita dengan Made ini China sebab tanpa buatan Tiongkok banyak yang dari kita tak bisa berbuat apa-apa.
Peluang yang kita miliki saat ini adalah membuka sebesar-besarnya impor barang yang datang dari Tiongkok sebagai strategi agar mendapatkan harga yang tepat apa yang kita beli dengan kualitas yang baik. Dengan adanya harga yang murah maka daya jual akan meningkat dan rakyat dapat menikmati berkahnya impor Tiongkok. Apakah impor Tiongkok dapat menggangu kedaulatan? Tentu tidak, justru mendatangkan kemakmuran sehingga setiap orang dapat membeli apa yang ia inginkan.
Xiaomi dengan Smartwatch Mi band bisa kita dapatkan dengan harga 400 ribuan sementara Smartwatch Apple harganya jutaan bahkan mendekati puluhan juta. Hape Xiaomi bisa kita dapatkan dengan harga satu jutaan, tapi coba dengan hape Apple? Kita akan menutup mata sadar kantong akan biaya keperluan lainnya.
Apa yang menjadi prioritas Tiongkok dari impor besar-besaran adalah untung sedikit dan penjualan banyak, dengan membuka diri itu menunjukkan Tiongkok memberi tanpa berharap untung besar melainkan sama bisa berbagi apa yang menjadi kebutuhan, sama ratakan dan kita tak perlu khawatir dan justru kita harus belajar dari Tiongkok. Tiongkok membuka diri dan menjalin persahabatan dengan Indonesia bukan hanya berlandaskan materi melainkan ikatan ideologi yaitu menghadirkan barang yang murah tetapi bukan murahan.
Harian Analisa, 8 Agustus 2019.