Filosofi Keberanian dalam Melawan Pandemi
Bagaimanapun keadaan yang akan dihadapi mungkin kita harus berani jujur terbuka untuk berani mengambil sikap yang mungkin diluar batas kewajaran pemikiran publik pada umumnya, waktu yang terbatas memberi peringatan pada kita yang mau tak mau harus berani dalam menghadapi segala hal yang mungkin diluar batas prediksi sains yang belum terbaca pada umumnya berupa sebab akibat dari suatu wabah pandemi. Karena setiap orang ingin bebas beraktivitas, maka bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup bagaimanapun di dalam jati diri seseorang harus ada motivasi perang dalam arti menghadapi yang belum terbaca antara bergerak atau punah.
Seandainya pun kegiatan itu di rumah saja maka yang dipertanyakan adalah uang datang dari mana? Ketika segala sesuatu sudah bisa menjadi instan maka banyak orang mempertaruhkan nasibnya untuk mengadu nasib dengan berjualan bisnis online. Namun hal itu yang merupakan sebagai AI tidak bisa dijadikan panutan karena akan menghentikan kinerja manusia yang dimana dalam pandangan ini selalu ada dua sisi yang selalu bertentangan yaitu yang mendukung AI dan mendukung Humanisme.
Mendukung AI bisa disederhanakan sepenuhnya mendukung segala transaksi kegiatan yang dilaksanakan berupa teknologi, dan mendukung Humanisme disederhanakan sebagau memberi pengamatan fokus kepada diri manusia. Pada masa kini dunia yang tengah kita hadapi memberi pemaknaan yang baru yaitu Kita ingin segala sesuatu bisa dilakukan dengan cepat tanpa harus melawan hukum kodrat yang sudah ada di dalam diri manusia itu sendiri, dan inilah yang sebaiknya menjadi fokus kita bersama. Namun banyak pihak yang dilanda dilema tidak bisa meletakkan posisi secara fair untuk mendukung pekerjaan humanis dan meletakkan fokus besar pada artificial intelligent.
Kita berlomba-lomba untuk menciptakan satu teknologi baru yang dimana teknologi itu dapat menghentikan kinerja manusia sehingga manusia tidak dapat melakukan apapun selain bekerja dari rumah. Kita harus berani bertindak, kita tahu virus itu ada, dan imunitas tubuh kita harus siap menghadapi segala hal. Mungkin kita terjebak pada konspirasi dan ada suara yang tak bisa kita utarakan secara jelas disebabkan beberapa hal. Keadaan ekonomi yang tak baik mengharuskan kita harus bergerak terus mencari rezeki. Jumlah penduduk yang padat seharusnya dapat menciptakan perubahan baru dimana manusia bisa melahirkan agenda model baru dengan kinerja saling memberi manfaat bagi satu dan lainnya.
Kebanyak dari kita pasti tidak bisa selamanya berada dirumah, bahkan berdiam diri tanpa ada pergerakan akan menyebabkan lemak menumpuk menjadi penyakit pada tubuh yang bisa berakibat pada obesitas disebabkan hidup hanya berdiam diri di tempat. Olahraga tidak cukup tidur yang lebih banyak menyebabkan psikologis bisa terganggu dan persiapan harus dipenuhi dengan tekad yang kuat untuk bekerja tidak hanya dari rumah.
Kita harus bergerak dan kita harus berani sebab kehidupan yang tidak dipertaruhkan tidak akan dapat dimenangkan. Memang pandemi itu tidak bisa disepelekan dan wabah bagaimanapun harus mampu diatasi, namun pemerintah dan intelijen harus bisa menjelaskan kepada publik secara jujur mengenai yang sebenarnya yang sedang kita hadapi, apakah ini senjata biologis atau suatu kecelakaan intelijen yang tak dapat dibaca secara psikologis? Sehingga jelas arah yang kita hadapi ke depan. Penyakit itu pasti ada bahkan polusi udara yang kita hirup tanpa sadar di jalan dari asap knalpot sepeda motor juga virus yang bagi para saintis dianggap sederhana tapi bisa mematikan bagi yang menganggap biasa.
Dalam hidup segala sesuatu pasti ada yang dipertaruhkan, sekecil apapun kemenangan yang ingin kita raih akan selalu ada yang namanya pertaruhan. Untuk mendapatkan solusi kitapun selalu mempertaruhkan sisi baik dan buruknya, bahkan di dalam kejahatan itu sendiri selalu ada sisi baiknya, mempertimbangkan agar tidak menjadi lonjakan massal kerusuhan untuk orang lain yang menirunya.
Edward Snowden terdiam, WikiLeaks tak mampu memberi penjelasan, anonymous kehilangan arah, JRX SID timbul dengan teori konspirasi, Dr Tirta yang turun langsung perang dalam menghadapi wabah, dan Yuval Noah Harari timbul dengan gagasan, ide, serta inspirasi yang memberi pengetahuan bagi para khalayak umum. Setiap dari mereka memliki keberanian untuk mengungkapkan pendapat pribadi tanpa takut akan cibiran bully yang berlebih dari para netizen.
T.Z. Lavine dalam buku From Socrates To Sartre mengatakan Historisisme merupakan pandangan bahwa pengetahuan yang cukup tentang semua fenomena manusia haruslah bersifat historis. Dan ini bukanlah apa yang Hegel katakan dalam metafora kuncup-mekar dan buah tentang filsafat. Hegel mengutarakannya untuk memahami setiap filsafat khusus agar tidak memandangnya secara sendirian dan tertutup dengan menafikan sejarah. Sehingga apa yang menjadi pijakan ilmu sebaiknya dikaji dalam ranah historis dengan mengacu pada konsekuensi terbaik dan terburuk untuk dimasa yang akan datang.
Harian Analisa, 15 Juni 2020.