Member-only story

Guru Besar Otak Kecil

Abdi Mulia Lubis
4 min readSep 11, 2020

--

Lebih baik tidak dianggap daripada ngaku-ngaku membawa nama besar namun kelakuan tidak menunjukkan kebijaksanaan di depan publik, mungkin itulah yang ada dalam benak jati diri seorang pencari kebenaran Rocky Gerung. Sebagai pemulung pengetahuan ia tidak pernah luput untuk berhenti mengembara, ia tidak menunjukkan kebesarannya untuk mengancam argumentasi lawan melainkan mengajak untuk ayo bertarung secara argumen, karena membawa nama besar akan secara otomatis merusak nama besar yang dibawa tersebut.

Menjadi lebih berwibawa bila kita tak menyombongkan diri dikala diatas melainkan menunduk seperti padi dan menggaungkan kebenaran yang sesungguhnya. Melihat debat diantara Rocky Gerung dan Lawan memang terlihat tidak ada yang bisa melawan. Para lawan kesulitan untuk mencari kata dan terjebak pada emosi sehingga sering menyerang pribadi dan membuka privasi lawan, bahkan agamapun dibawa-bawa untuk menarik minta para pemeluk agama Islam bahwa Rocky Gerung tidak muslim. Orang sering melawan Rocky Gerung dengan agama bahkan menuduhnya sebagai gay agar keburukan itu mampu menutupi kebenaran yang diucapkan oleh Rocky Gerung.

Menyerang Rocky Gerung dengan menyebut kata kafir, gay, tidak tamat S1 dan menyibir dengan sebutan tidak profesor sama dengan menyerang diri sendiri. Dengan mengaku Guru Besar dan Profesor beneran adalah suatu blunder besar, dia yang membawa nama besar justru merusak…

--

--

No responses yet