Haruskah Tes Wawasan Kebangsaan?

Abdi Mulia Lubis
3 min readJun 25, 2021
Harian Analisa, 16 Juni 2021.

Kemunafikan, kebiadaban, dan kemaksiatan itu akan selalu terlindungi dengan beragam macam pencitraan yang sebenarnya tidak ada gunanya sama sekali. Semakin kemaksiatan itu ditutupi dengan segala macam tetek-bengek maka akan semakin terang ia di dalam pikiran sejarah bahwa ada kebenaran yang tengah ditutupi dan ia akan terbaca sepanjang masa bahwa di bawah kebijakan si kawan ini KPK bisa mati di tangan partai. Dan ini menunjukkan bahwa bukan kemenristek saja yang dj bawah partai melainkan KPK juga mati di tangan partai, dengan pengalihan isu berupa taliban dan saweran buzzer segala macam lainnya maka isu itu bisa terkendali. Sementara korupsi bansos jangan harap bisa sampai ke akarnya. Memang ada kalanya suatu negara hancur luluh lantak agar ia bisa kembali ke keadaan seutuhnya.

Seseorang yang memerangi kebiadaban para koruptor dalam memberantas korupsi apakah perlu di tes wawasan kebangsaannya? Bagaimana para koruptor yang bermain di balik topeng kekuasaan lalu merasa paling nyaman hidupnya dengan mudah cuci tangan di balik kemaksiatan atas kebijakan yang telah ia perbuat selama ini? Negara ini makin sakit bro, mengkritik bisa dituduh mencemarkan fitnah, sementara menjilat diberi penghargaan dalam bentuk apresiasi. Kalau hancur maka hancur sajalah sepenuhnya karena sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, maka menyelamatkan diri saja lah yang paling utama daripada menyelamatkan kehidupan…

--

--