Abdi Mulia Lubis
3 min readApr 2, 2021

--

Koran Harian Analisa, 10 Maret 2021.

Kesadaran dan Keberpihakan Politik

Kedunguan itu terjadi bukan karena seseorang tidak memiliki otak untuk berpikir melainkan tidak terbiasanya otak yang dimiliki seseorang tersebut dalam memikirkan suatu perkara, keengganan untuk berpikir kritis itu menyebabkan kemalasan dalam bernalar sehingga menjadi dungulah seseorang tersebut apabila ia tidak memakai otaknya dalam berpikir.

Otak ada namun pikiran tak ada, kalau orang Medan bilang, kemananya otak kau? Persoalan mengenai otak yang berpikir dan tidak adanya otak itu sangat penting untuk dibahas agar seseorang tidak asal ngegasaja dalam menulis status dan agar ia tertinggal oleh ganasnya percepatan zaman. Kesadaran itu penting dan menjalani kehidupan tanpa menyadari akan hakikat ia berada adalah suatu kesalahan yang harus diperbaiki.

Hidup bukan hanya sekedar mencari kesenangan melainkan bermanfaat dan berguna bagi orang lain, dan dilema yang sering dipertanyakan adalah bagaimana hidup bermanfaat bagi orang lain sementara diri sendiri tidak bahagia sebab masih banyak tanggung jawab yang harus dipenuy? Realistis dulu baru idealis, begitu ungkapan para akademisi yang sudah tenang dengan kekuasaan, kini ia tidak memikirkan nasib orang bawah melainkan berfokus pada perut dan kesejahteraan keluarganya, ia malas memberi kritik pada suatu kebijakan yang menyalah karena ia berada dalam sistem kebijakan yang tidak bisa ia ubah sendiri.

--

--