Member-only story

Ketimpangan yang Membabi Buta

Abdi Mulia Lubis
4 min readSep 26, 2020
Koran Harian Analisa, Kolom Opini halaman 12.

Dibutuhkan kesadaran yang kritis tanpa takut akan kecaman yang melanda diri dan kita sebagai seseorang tidak selamanya tunduk akan perintah bila di dalamnya terdapat ketidakadilan yang merugikan banyak pihak. Sebab tidak ada yang namanya kebaikan bila kepentingan di satu lingkaran begitu merajalela dengan mengorbankan orang banyak. Di dalam menyuarakan suatu pendapat. Ide dan gagasan itu bisa mengganggu kekuasaan yang dimana para atasan selalu menginginkan agar para bawahannya selalu rendah dimatanya dan menganggap dirinya lebih tinggi. Kita kehilangan semangat kebebasan berpikir dikarenakan terhalangi oleh satu batasan yang tak boleh dilanggar. Ketimpangan dimana-mana telah menjadi gambaran bahwa ada solusi cepat untuk mengatasi segala keterpurukan itu.

Sosial media tak kala kini telah menjadi konsumsi sensasi tanpa ada makna yang tenang untuk dihayati. Kita telah kehilangan gairah akan seni yang utuh dimana kecepatan sudah menjadi hal yang utama ketimbang proses yang meletakkan dasar satu keheningan.

Hiburan telah menjadi sensasi dan Tik tok telah mendunia jiwa para generasi tidak hanya milenial melainkan tanpa pandang usia semua orang telah mengikuti dan memakai aplikasi tersebut sebagai hiburan penghilang keletihan.

Lantas bagaimana selanjutnya? Kemana arah yang akan kita tuju? Keadaan seakan memaksa kita untuk bertindak untuk cepat, dan…

--

--

No responses yet