Ustaz Ngepet Follower

Abdi Mulia Lubis
3 min readJun 25, 2021
Harian Analisa, 5 Mei 2021.

Ketergantungan pada iman tanpa dilandasi oleh logika dasar sering membuat para pemuka agama terjebak pada unggahan dakwah yang bersifat rasis dan provokasi. Ilmu agama yang terlalu dangkal dan cepatnya membuat siaran dakwah yang bersifat tendensius sering membawa pemuka agama naik tensi hingga menimbulkan tingginya emosionbal di dalam beragama. Dakwah yang seharusnya bersifat mendamaikan kini tidak lagi bersifat damai dikarenakan kecemburuan buta tanpa mampu bersifat fair dalam menerima kekalahan di dalam politik. Pada masa kini sering terlihat banyak para pemuka agama dari beragam daerah berkecimpung pada kemarahan. Mengapa agama yang seharusnya menimbulkan kesejukan kini menjadi ajang kebencian? Pertanyaan ini terus menjadi permasalahan yang terus saja terjadi. Banyak masyarakat yang tidak bisa berbuat lebih dikarenakan takut di tuduh kafir oleh pemuka agama yang tidak sejalan dengan pemikirannya.

Seorang ustadz dan seorang pemuka agama harus mampu memberitakan perbincangan yang mencerahkan bukan sembarang menceritakan kisah mengenai babi ngepet yang berbau mistis. Agama itu sebaiknya diperuntukkan dengan ajaran yang membimbing akhlak ke jalan yang lurus dan bukan sebagai ajang untuk menyalahkan babi dan menuduh bahwa ada babi ngepet. Babi yang sebagai binatang tidak ada membuat kesalahan tetapi seorang pemuka agama bisa bertindak bejat melebihi seekor binatang.

--

--